Minggu, 15 Januari 2012

Busway Solusi atau Masalah?

     Pembangunan Sarana Transportasi Jakarta sudah memasuki babak baru, setelah proposal panjang yang bercampur intrik politik, akhirnya pembangunan sarana transportasi massal di Jakarta sampai saat ini sudah sampai pada tahap koridor VIII, pembangunan koridor VIII tersebut adalah trayek Lebak Bulus - Harmoni. Sejak dibangunnya trayek Lebak Bulus-Harmoni ini kemacetan Jakarta semakin menjadi-jadi.

      Busway, kalau kita telusuri sejarah keberadaannya adalah model transportasi massal untuk publik dan diperuntukan untuk dapat memberikan layanan kepada publik dengan sarana yang lebih baik dan tertata disetiap sudut kota serta memberikan efek agar kesemerawutan dan kemacetan dapat diatasi dengan pembangunannya Busway tersebut. Tetapi apa yang kita dapatkan sangat jauh dengan plan kota dan tata kota DKI Jakarta, karena dengan pengoperasian busway tersebut justru malah menambah masalah pada sistem transportasi di Jakarta.



   Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak efektifnya busway yaitu terdapat beberapa kendala, antara lain:

  1. Sosialisasi yang terburu-buru tidak sampai dengan penjajakan pendapat pada semua pihak yang terkait;
  2. Kurangnya kesadaran warga Jakarta akan model transportasi ini, seharusnya dengan adanya busway warga Jakarta sedikit demi sedikit meninggalkan pemakaian mobil yang berlebihan setiap hari;
  3. Tidak diimbangi pembangunan jalan yang diperuntukan untuk busway, bukan memberikan kesan menambah sempit jalan yang sudah ada;
  4. Kurang profesionalismenya pekerja busway sehingga tidak sering terjadi busway telat datang;
  5. Tidak diimbanginya keberadaan busway dengan serta merta penataan kembali sarana transportasi umum yang lain, baik dari segi keamanan dan kenyamanan, sehingga akan terjadi bagian yang terkait sehingga pembenahan tidak begitu sulit dan terkendala;
  6. Pemakai busway masih terkendala segi keamanan dan kenyamanan.
     Mungkin secara garis besar pengadaan dan pemanfaatan sarana transportasi massal seperti busway dapat ditelusuri dari hal-hal tersebut diatas, mudah-mudah dapat membantu dan menjadikan masukan untuk yang berwenang, karena kita tahu bahwa di Jakarta ini tidak sedikit orang yang mengerti tata kota dan perkotaan sehingga kontribusinya sangat dibutuhkan dalam setiap gerak dan penataan kota tercinta DKI Jakarta.

Masalah Jarak dan Waktu Kedatangan Adalah Masalah Utama Busway

     Jarak dan waktu memang masalah utama yang dimiliki alat transportasi kita, seperti halnya Busway yang memiliki jarak tempuh yang cukup panjang dari satu rute ke rute yang lain dan hanya memiliki waktu yang relatif pendek untuk sampai ke tujuan tanpa menerobos jadwal rute Busway lain. Contohnya saja ketika saya sedang menggunakan alat transportasi Busway dari koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) yang memiliki rute terpanjang yakni 28,8 km masih memiliki masalah dalam ketepatan waktu kedatangan sehingga menerobos jadwal rute Busway lain yang akibatnya terjadi penumpukan penumpang di salah satu halte rute tersebut.

     Orang atau pihak yang bertanggung jawab penuh atas masalah ini tentunya adalah PemProv DKI sebagai pihak pengelola utama. Tapi sangat disayangkan masalah ini tetap atau sering saja terjadi di berbagai koridor jalur Busway dan membuat masyarakat pengguna Busway merasa tidak nyaman dengan kejadian ini, akan tetapi jika kita bertanya kepada pihak yang bersangkutan, jawaban yang diberikan selalu bertentangan dengan kenyataan yang ada, seperti yang dilansir salah satu koran ibukota "Terkait hal ini berbagai upaya penanganan terus dilakukan Pemprov DKI untuk meminimalisir jarak tempuh. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Udar Pristono, mengatakan diantaranya melalui sterilisasi jalur busway serta pengerahan seluruh armada yang berjumlah 69 unit. Tidak hanya itu, dikatakan Pristono, pihaknyapun telah menempatkan petugas setiap pagi mulai pukul 07.00 hingga pukul 09.00. Dengan menggunakan stop watch petugas mengecek waktu kedatangan antarbus. Jadi patokannya bukan soal jumlah bus. Tapi soal headway. Ini yang akan terus kami kejar. Headway harus bisa seminimal mungkin. Idealnya tiga hingga lima menit. Meskipun lalu lintas itu sangat dinamis,” ujar Pristono, Rabu (12/1). Adapun lte yang menjadi tempat menghitung headway, kata Pristono, untuk koridor IX, petugas ditempatkan di halte Semanggi. Sementara pada koridor 10, petugas ditempatkan di halte Cempaka Mas. Sementara itu dari data yang dilansir Dishub DKI beberapa pusat kegiatan masyarakat yang dilintasi koridor IX yakni Tamini Square, PGC, Plaza Semanggi, Mall Taman Anggrek, Central Park, Citra Land, Season City, Pluit Junction, Emporium Pluit, dan Mega Mall Pluit. Sedangkan fasilitas transportasi yang akan dilewatinya adalah Terminal Pinang Ranti, Stasiun Cawang, Stasiun Grogol, dan Stasiun Palmerah. Sementara untuk rumah sakit yang dilalui yakni RS Haji, RS Polri Sukamto, RS UKI, RS Tebet, RS Medistra, RS Harapan Kita, RS Darmais, dan RS Atma Jaya. Kampus yang akan dilewati adalah Universitas Kristen Indonesia, Universitas Paramadina, Universitas Atma Jaya, Ukrida, Universitas Trisakti, dan Universitas Tarumanegara."

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari masalah ini adalah Busway memang salah satu solusi bagi kita semua agar terhindar dari kemacetan lalu lintas ibukota, akan tetapi Busway bisa menjadi masalah jika penanganan dan perawatannya tidak dilakukan dengan baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar