Minggu, 05 Januari 2014

Pengertian Abstrak

            Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk me­mahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide per­masalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap.

            Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.


Cara membuat Abstrak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam membuat abstrak. yaitu:

1. Abstrak harus dapat menjadi penghubung antara pemikiran pembaca dengan penulis tentang lingkup materi yang diungkapkan di dalam suatu karangan ilmiah;
2. Abstrak harus dapat mengungkapkan keseluruhan isi materi yang diuraikan secara lengkap di dalam suatu karangan ilmiah;
3. Abstrak harus dapat menuntun pembaca (mengondisikan pembaca) terhadap uraian materi secara lengkap;
4. Abstrak merupakan ide pokok suatu uraian sehingga abstrak harus dapat membuat pembaca tertarik dan tendorong rasa ingin tahunya untuk membaca uraian materi yang lebih lengkap dari suatu laporan penelitian/artikel ilmiah.


Bentuk Abstrak

Setiap abstrak mempunyai bentuk yang serupa:1. Judul: Apa?2. Latar belakang: Mengapa?3. Gambaran: Kapan? Di mana? Bagaimana? Berapa?4. Kesimpulan: Solusi/Pelajaran

Perhatikan bahwa abstrak yang baik mengikuti asas jurnalistik, dengan mengandung “5W, 1H”:
1. Who = Siapa?
2. What = Apa?
3. Why = Mengapa?
4. When = Kapan?
5. Where = Di Mana?
6. How = Bagaimana?
ditambah “1 H” lagi: How many = Berapa?


Jenis Abstrak yang baik

Fisik:
1. Singkat
2. Indah

Isi:
1. Clear (Jelas)
2. Complete (Lengkap)
3. Concise (Singkat)
4. Cohesive (Logis/Saling sesuai)


Unsur abstrak

            Setiap konferensi mempunyai bentuk berbeda. Perhatikan bahwa abstrak untuk konferensi yang kita ingin ikuti mungkin berbeda dengan pedoman ini. Namun selalu penting kita tidak sekadar melaporkan kesuksesan; pembaca/peserta belajar lebih banyak dari kegagalan atau ketidakberhasilan, agar tidak melakukan kesalahan dalam proyek serupa.

Untuk ICAAP ke-9, bentuk berikut ditentukan oleh panitia untuk abstrak umum (kecuali yang membahas penelitian ilmiah):

Masalah (Issues): Pernyataan singkat yang merangkum masalah yang dihadapi oleh abstrak.

Proyek (Project): Gambaran singkat mengenai proyek, pengalaman, layanan, penelitian dan/atau advokasi.

Hasil (Results):  Gambaran singkat mengenai hasil proyek

Pelajaran yang Diambil (Lessons Learned):  (tidak lebih dari 5 baris teks) ringkasan mengenai pelajaran yang diambil dan implikasinya

Biasanya ada batas jumlah kata yang dapat dipakai, sering 200 atau 250. Memang pada ICAAP ke-9 batasnya adalah 200 kata, tidak termasuk judul dan subjudul. Keterbatasan tersebut berarti kita harus singkat. Namun kita harus menghindari singkatan atau akronim yang tidak baku. Bila dipakai, jelaskan artinya pada waktu pertama kali dipakai. Hindari kalimat yang panjang. Pastikan setiap bagian seimbang, dan saling sesuai dengan hubungan yang logis.

Pengertian Daftar Pustaka

            Daftar Pustaka yaitu halaman yang berisi suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu mengetahui Cara dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar. 


Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :

1. Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)
2. Ditempatkannya didepan nama kecil
3. Tahun Penerbitan
4. Judul Buku
5. Tempat Penerbitan
6. Nama Penerbit


Unsur-unsur Daftar Pustaka

Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.

Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka:

1.  Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga. Misalnya: Dewi Rieka --> ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.

2.  Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan. Misalnya: Triani Retno A  -->  ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno.

3.  Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar. Misalnya: Rahman Sutan Radjo  -->  ditulis sebagai: Radjo, Rahman Sutan.
4.  Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut. Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam --> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti.

5.  Nama pengarang memiliki nama majemuk. Misalnya: Hillary Rodham-Clinton --> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.

6.  Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu --> ditulis sebagai: Wong, Kam Fu. Kecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh -->  ditulis sebagai: Yeoh, Michelle.

7.  Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardo Di Caprio --> ditulis sebagai:  Di Caprio, Leonardo. Akan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana -->  ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’.

Pengertian Kutipan

            Kutipan adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku,jurnal,baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.


Prinsip-prinsip dalam mengutip

            Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.

b. Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita.

Caranya :
1. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.

2. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).


Jenis-jenis Kutipan terdiri dari :

1.  Kutipan langsung (Direct Quotation) adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita. Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambil tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan yang kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital, garis bawah atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misalnya [huruf miring dari pengutip], [ejaan disesuaikan dengan EYD],dll.


Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
    - untuk mengutip rumus atau model matematika
    - untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputudsan, surat perintah.
    - untuk mengutip peribahasa, puisi, karyadrama, dan kata-kata mutiara.
    - untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.
  
Contoh kutipan langsung: 
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

2. Kutipan tidak langsung kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase) yang artinya  kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya atau kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikiran dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki, dapat juga dengan sistem catatan langsung.
       
Contoh kutipan tidak langsung: 
Dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.