Minggu, 03 November 2013



Kata dan Pilihan Kata

I. Pengertian Kata

            Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

            Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sanskerta kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".

            Pengertian kata atau definisi kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. Namun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Dalam KBBI pun terdapat beberapa macam definisi kata.

            Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem. Pengertian kata yang lain dalam KBBI, Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
           
             Adapun beberapa pengertian dari kata diluar KBBI, yang pertana pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara. Yang kedua kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.

            Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).” Contoh kata, kumbang, hinggap, dan bunga. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Serta unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).

            Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk, gembira) atau gabungan morfem (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa).

            Arti morfem sendiri adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.


II. Pengertian Pilihan Kata

            Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata - kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata - kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata - kata yang tepat atau menggunakan ungkapan - ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

            Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan  digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).

Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :

1.         Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’.

2.         Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa - nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.

3.         Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

            Adapun fungsi pilihan kata atau diksi adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.


III. Imbuhan dalam bahasa asing dan upaya pengindonesian.

1.         Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
2.         Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
3.         Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -istis, -isasi.

Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
Seniman            (asal kata: seni)
Hartawan          (asal kata: harta)
Wartawati         (asal kata: warta)
Insani                (asal kata: insan)
Duniawi            (asal kata: dunia)
Lahiriah         
   (asal kata: lahir)
Praktis              (asal kata: praktik)
Materialistis      (asal kata: material)
Spesialisasi       (asal kata: special)


IV. Hubungan Makan Kata

1. Sinonimi 

            Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna. Hubungannya bersifat timbal balik, dapat kita katakan bahwa nasib bersinonim dengan takdir, ataupun sebaliknya kata takdir bersinonim dengan nasib. Jadi, bentuk kebahasaan yang satu memiliki kesamaan makna dengan bentuk kebahasaan yang lain. Walaupun kata-kata bersinonim tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi kesamaan makna itu tidak bersifat menyeluruh (total) atau benar-benar hanya bersifat “mirip”.

Contoh:
Mati                          Tewas
Ayah                         Bapak
Pintar                        Pandai
Cantik                       Molek
Bunga                       Kembang
Hemat                       Irit
Bodoh                       Dungu
Kejam                       Bengis


2. Homonimi

            Homonimi berasal dari kata homo berarti sama dan nym berarti nama. Homonimi adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Relasi antara dua buah satuan ujaran yang berhomonimi berlaku dua arah.

Contoh:
  1.  Setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi.
  2. Kemarin ibu membeli buah apel di pasar.
  3. Andi sering membeli rokok filter untuk ayahnya.
  4. Sebaiknya kita memiliki filter dalam berfikir agar tidak gegabah dalam bertindak.

3. Hiponimi

            Hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti “nama” dan hypo berarti “di bawah”. Jadi, secara harfiah berarti “nama yang termasuk di bawah nama lain”. Sesuai dengan yang diungkapkan Keraf (2005:38).

            Hiponimi adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.

Contoh :
  1.  Ibu membeli bunga di pameran bunga.
  2. Ibu membeli anggrek di pameran bunga.

4. Polisemi

            Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher.

Contoh : 
1.         Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas.
2.         Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng.
3.         Semenjak ia di angkat menjadi kepala sekolah ia menjadi besar kepala.


5. Antonimi 

            Antonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan anti yang berarti ‘melawan. Jadi antonimi adalah ‘nama lain untuk benda lain pula’. Venhaar menjelaskan (1978) mendefinisikan antonimi adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.

Contoh
Besar                      Kecil
Pulang                     Pergi
Keras                      Lembek
Naik                        Turun
Kaya                       Miskin



Kalimat Efektif

I. Pengertian Kalimat Efektif

            Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.


II. Hal hal yang berhubungan dengan kalimat efektif

            Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat. Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.

Syarat-syarat pembentukan Alinea :
  1. Kesatuan : Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
  2. Koherensi : Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
  3. Pengembangan : Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
  4.  Efektif : Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

Pola Pengembangan Alinea :
  1.              Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
  2.              Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
  3.              Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir.
  4. .           Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.

            Disetiap alinea terdapat kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

-Kalimat Utama

            Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh kalimat penjelas.


-Kalimat Penjelas

Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu paragraph.


A. Jenis-jenis alinea berdasarkan letak ide pokok

Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain sebagai berikut:

a.         Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
b.         Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
c.         Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal dan akhir paragraf(deduktif-induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf narasi dan deskripsi).
d.        Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
e.         Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
f.          Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah. Kata kunci yang menunjukan kalimat utama antara lain : Sebagai kesimpulan……, Dengan demikian……, Yang penting………., Intinya………, Jadi………., Pokoknya………,


III. Contoh Kalimat Efektif

1. Kesepadanan

            Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:

a.         Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
b.         Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)


2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

            Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:

a.         Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
b.         Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)


3.Kehematan

            Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Contoh:

a.         Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)
b.         Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)


4. Kelogisan

            Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh:

a.         Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
b.         Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)


5.Kesatuan atau Kepaduan

            Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Contoh:

a.         Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
b.         Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)


6. Keparalelan atau Kesejajaran

            Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.

Contoh:

a.         Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
b.         Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

4.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar